Tipe dan Jenis Risiko
Jenis risiko
yang terdapat pada usaha pengolahan tempe Pak Roni adalah risiko murni.Risiko
murni atau pure risk adalah ketidakpastian terjadinya suatu kerugian atau
dengan kata lain hanya ada suatu peluang merugi dan bukan suatu peluang
keuntungan. Risiko yang dialami dalam usaha tempe pak Roni merupakan suatu
risiko yang bilamana terjadi akan memberikan kerugian dan apabila tidak terjadi
maka tidak menimbulkan kerugan namun juga tidak menimbulkan keuntungan. Risiko
ini akibatnya hanya ada 2 macam: rugi atau break event,Beberapa hal yang tidak
diinginkan dalam usaha tempe dan terjadi secara alami dikarenakan perkembangan
perekonomian yang tidak menentu dan kondisi alamiah yang mengakibatkan
kegagalan proses produksi.
Sumber Risiko
Berdasarkan
pengamatan dan analisis yang kelompok kami lakukan terdapat beberapa sumber
risiko yang kami temukan, diantaranya:
Ø Risiko Ekonomi
Peningkatan nilai tukar rupiah terhadap dollar sangat berpengaruh
sekali terhadap usaha tempe yang dijalani Pak Roni, karena semua kedelai yang
digunakan berasal dari kedelai import. Maka dari itu dengan menguatnya nilai
tukar yang melambungkan harga kedelai di pasaran menjadi masalah besar bagi
hampir seluruh pengusaha tempe, karena rata-rata dari mereka menggunakan
kedelai import yang dinilai lebih baik kualitasnya karena dapat lebih mengembang.
Pada pertengahan bulan Agustus harga kedelai impor mengalami kenaikan harga
secara bertahap. Kisaran harga pada
bulan Agustus ada pada Rp 7.000,00 per kilogram. Kemudian terus mengalami
kenaikan secara terus menerus hingga mencapai harga Rp 9.500,00 per kilogram.
Hal ini berakibat pada pengambilan bahan baku kedelai yang dilakukan.
Ø Risiko Operasional
Dari sektor operasional, Pak Roni memiliki permasalahan dengan
kegagalan proses produksi yang disebabkan oleh faktor manusia. Pada umumnya
berbagai kesalahan yang sering terjadi yaitu kedelai yang kurang bersih dalam
proses pencucian sehingga berakibat kegagalan pada proses fermentasi, komposisi
ragi yang kurang seimbang sehingga menyebabkan proses fermentasi menjadi lebih
lama bahkan kegagalan produksi, yaitu kedelai yang tidak menjadi tempe.
Ø Risiko Visik
Ada banyak risiko fisik yang sebagiannya adalah fenomena alam,
sedangkan lainnya disebabkan kesalahan manusia. Daerah Sambi rejo Rt. 05,
Prenggan, Kota Gede. Merupakan daerah pandat penduduk, dimana jarak antar rumah
satu dan yang lain hanaya sekitar 1 meter, selain itu para penduduk yang
mayoritas memiliki usaha home industri seperti tempe dan tahu, mengakibatkan
risiko kecelakaan seperti kebakaran sangat tinggi di daerah tersebut. Kondisi
layout produksi yang sangat sederhana dan tradisional juga memiliki andil yang
besar untuk terjadinya kebakaran.
Selain kebakaran, cuaca memberi kontribusi risiko yang cukup besar
bagi para pengusaha tempa karena ketika cuaca hujan maka kedelai akan lebih
lambat dalam proses fermentasi dan akan memperpanjang proses produksi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar